- oleh SetdaKulonProgo
- 26 September 2024
- 54 views
Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten Kulon Progo turut menghadiri Rakor Pengendalian Inflasi yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY di Ruang Rapat Wijayakusuma Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY. Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah dibuka oleh R Bambang Dwi Witjaksono S.P., M.E selaku Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY. Beliau menyampaikan 5 (lima) arahan penting Presiden Rl kepada TPIP dan TPID Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai strategi pengamanan produksi dan peningkatan efisiensi rantai pasok pangan sebagai berikut :
- Memperkuat produksi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan infrastruktur pengairan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim.
- Mengakselerasi penerapan teknologi berbasis riset dalam mendukung digitalisasi pertanian (smart agriculture).
- Mendorong investasi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
- Memutakhirkan sistem dan infrastruktur logistik terintegrasi guna mendukung kelancaran distribusi dan efisiensi rantai pasok antar daerah, dan
- Memperkuat sinergi dan koordinasi antarlembaga, di tingkat pusat dan daerah guna mendukung upaya pengendalian inflasi
Yudhi Harsatriadi Sandyatma, S.Sos, M.Sc, Ketua Tim Pokja Stabilisasi Pasokan Pangan Bapanas menyampaikan materi Kebijakan Stabilisasi Pasongan dan Harga Pangan. Tingkat inflasi nasional bulan Agustus 2024 sebesar 2,12% (yoy), turun dari inflasi bulan Juli 2024 sebesar 2,13%. Komoditas dengan kontribusi inflasi terbesar adalah beras sebesar 0,43% (yoy). Bantuan pangan beras efektif menahan laju inflasi pangan, utamanya beras. Pada Bulan Agustus 2024, DIY mengalami inflasi inti sebesar 2,33% (y-on-y). Komoditas pangan utama penyumbang andil inflasi secara y-on-y adalah Beras, cabai rawit merah, gula pasir dan cabai merah keriting.
Septiara Silvani Putri, Ekonom Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY menyampaikan bahwa capaian inflasi melandai dan berada pada range sasaran 2,5 % ± 1%. Selain itu, faktor struktural masih menjadi tantangan di DIY maupun di wilayah produsen lain. Produk yang berasal dari daerah produsen, akan kembali ke daerah tersebut dengan kemasan lain. Pelaksanaan Program Pengendalian Inflasi yang masih berfokus pada Risiko Seasonal (masih fokus pada reaktif bukan preventif). Risiko Seasonal juga masih terjadi di DIY. Selain itu juga perlu diwaspadai adanya ketidakpastian kkonomi global.
Giyono, BPS DIY menyampaikan bahwa inflasi seperti tekanan darah. Inflasi yang baik adalah inflasi yang moderat dengan kondisi ekonomi bergerak tumbuh, karena produsen mendapatkan insentif yang wajar dan harga barang masih dalam rentang kemampuan konsumen. Yang perlu diwaspadai dalam pengendalian inflasi : Komoditas yang memiliki bobot/andil yang besar, Komoditas yang memiliki gejolak harga yang tinggi/fluktuatif.
Arif Yuniarto Kurniawan, dari Perpadi menyampaikan bahwa pada tahun 2024 ini banyak penggilingan yang berhenti operasionalnya dikarenakan kalah bersaing dengan PT Besar yang semakin bertambah dan memiliki kapasitas yang banyak.
Koperasi Bina Insan Berdikari di DIY yang berperan dalam Pengendalian Inflasi Daerah melalui Pemasaran Hasil Pertanian di DIY. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
- Memasarkan kebutuhan pokok dan produk hasil tani kepada anggota maupun masyarakat umum (lewat Toko Koperasi, Gerakan Pangan Murah, online)
- Menyerap hasil-hasil pertanian petani DIY, Kerjasama penyimpanan dan selanjutnya pemasaran (Berjalan di : Bawang merah dan selanjutnya cabe)
- Produksi dan Pengemasan Beras
- Menggalang kerjasama dengan Kelompok Pakan Ikan Mandiri : Produsen Pokdakan Ngupoyo Mino Berbah sejak tahun 2018, kelompok tani budidaya ikan dan kelompok tani lainnya, untuk membuat pellet pakan ikan
- Menggalang kerjasama dengan corporate yang bergerak di bidang pengolahan ikan menjadi produk fillet ikan
- Mengembangkan pemotongan hewan ternak Unggas dan Ruminansia
- Mengolah limbah organik menjadi maggot dan pupuk
(Ny)