Tekan Inflasi dan Pantau Ketercukupan Hewan Qurban, TPID Kulon Progo Berkoordinasi dengan TPID DIY

Dalam rangka Pemantauan Menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 H, diselenggarakan  Pertemuan Tim Pengendalian Inflasi  Daerah (TPID) DIY dan TPID Kabupaten Kulon Progo di Aula Adikarto Kompleks Pemkab Kulon Progo pada hari Rabu, 22 Juni 2022. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kulon Progo, Ir. Bambang Tri Budi Harsono, M.M. didampingi Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kepala Bagian Perekonomian & SDA dan anggota TPID DIY.  

"Saat ini ketersediaan bahan pangan pokok di Kulon Progo mengalami surplus. Bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain bawang merah, cabai rawit merah, cabai merah kriting, cabai rawit hijau, kol, tomat, telur ayam ras dan kedelai. Penyebab kenaikan tanaman cabai, kol dan tomat karena terkena hama patek dan fusarium sehingga produktivitas turun. Bawang merah mengalami kenaikan karena belum panen sehingga didatangkan dari luar Kulon Progo, sedangkan kenaikan komoditas kedelai disebabkan rendahnya pasokan akibat lahan tanaman berganti tanaman lain. Salah satu upaya Pemerintah dalam rangka stabilisasi harga pangan antara lain koordinasi lintas sektor untuk pemenuhan stok kebutuhan bahan pokok, meningkatkan jumlah pasokan, melakukan himbauan kepada masyarakat untuk bijak berbelanja membeli sesuai kebutuhan dan menginformasikan kepada masyarakat mengenai stok ketersediaan bahan pokok di Kulon Progo dalam kondisi aman." tutur Ir. Sudarna, MMA selaku Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian.

Bp. Rifat Pasha selaku Kepala Deputi BI Perwakilan DIY mengatakan di tahun 2021 adalah inflasi rendah karena permintaan cukup rendah. Sedangkan di tahun 2022 adalah kebutuhan pasar tidak diimbangi dengan kenaikan produksi karena produsen mengalami kerugian di tahun sebelumnya. Selain itu berkurangnya stok energi yang mengakibatkan harga BBM naik diikuti dengan kenaikan harga energi pengganti misalnya minyak goreng. Pemerintah perlu mengupayakan untuk penurunan harga minyak goreng agar inflasi bisa berkurang. "Kulon Progo sendiri merupakan penghasil cabai namun harga cabai di Kulon Progo lebih mahal daripada di Kota Jogja. Hal ini karena ada pemenuhan sistem lelang cabai dikirim ke luar Jogja sehingga stok cabai Kulon Progo berkurang. Maka perlu ada kerjasama antar daerah mengantisipasi lonjakan kenaikan harga ini serta perlu peningkatan adanya produksi." jelas Rifat Pasha.

"Saya memberikan apresiasi karena DIY mampu mengendalikan inflasi. Namun jangan cepat puas, tanggung jawab tidak berhenti sampai di situ karena data statistik menunjukkan ada kenaikan harga. Hendaknya data ini bisa digunakan pemerintah untuk menyusun kebijakan. Tantangan saat ini bagaimana mengendalikan harga sehingga daya beli masyarakat sesuai dengan kemampuannya."  ungkap BJP. Andry Wibowo S.IK.,M.H.,M.Si selaku Kepala Binda DIY.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ir. Muh. Aris Nugroho, MMA. menyampaikan terkait perkembangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). PMK sangat menular dan menyerang pada hewan berkuku belah/genap. Cara penularannya melalui kontak langsung, kontak tidak langsung (manusia, alat dan sarana transportasi) dan penyebaran melalui udara. Awal mula terjadinya PMK di Kulon Progo ini pada tanggal 13 Mei 2022 ditemukan ada 1 ekor kambing dan 1 ekor sapi positif PMK pada kelompok KWT Mekar Sari Pandowan Galur. Dari kejadian tersebut dilakukan pengobatan pada ternak positip dan suspek, desinfeksi seluruh kandang dan isolasi ternak di wilayah Pandowan. "Hingga tanggal 21 Juni 2022 pukul 22.00 WIB terdapat 568 ekor hewan tertular, 1 ekor mati dan yang dinyatakan sembuh 196 ekor." kata Aris Nugroho. Pemda juga telah mengatur SOP Lalu lintas ternak yakni tidak berasal dari daerah wabah, jika dari daerah lain ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan setelah masuk Kulon Progo untuk diperiksa kesehatan hewan tersebut oleh Puskeswan.

Terkait ketersediaan hewan Qurban, Dra. Deden Rokhawati selaku Koordinator Substansi Pengelolaan Stabilitas Perekonomian Daerah Biro Perekonomian dan SDA Sekda DIY menyampaikan, "Kulon Progo peringkat 3 populasi ternak domba dan kambing se-DIY. Dari segi ketersediaan hewan Qurban dirasa cukup. Namun untuk keseluruhan DIY masih kekurangan 20%. Dengan adanya PMK perlu berhati-hati dalam mendatangkan hewan dari luar. Kulon Progo diharapkan bisa menyediakan kecukupan hewan ternak. Selain itu terkait wisata kuliner di Bantul (Sate Klatak) yang cukup tinggi perlu adanya kerjasama antar Pemda tentang pemenuhan kebutuhan daging kambing di wilayah Bantul. Sebab selama ini kambing didatangkan dari Medan dan Garut karena harganya yang tergolong lebih murah."

"Dalam menangani kenaikan harga bahan kebutuhan pokok dan memenuhi ketersediaan stok hewan Qurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 maka kuncinya 4K yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan kelancaran komunikasi. Edukasi PMK ke masyarakat sudah dilakukan. Sejauh ini PMK di Kulon Progo terkendali meskipun ada relatif kecil. Penambahan kasus pun mulai turun. Kuncinya bahwa hewan tersebut harus sehat. Maka perlu dibangun komunikasi dan koordinasi antar pihak yang terkait." kata Bambang Tri Budi Harsono.

Penulis : Bagian Perekonomian & SDA, Vina
Editor : Ny